Jelang Lebaran, Santuni Yatim, Piatu, Dhuafa dan Jompo

JOMBANG - Jamaah Masjid Ali Imron dan warga Ranting NU Desa Kayangan Diwek gelar santunan rutin, Rabu (26/3) malam. Agenda ini bertujuan meringankan beban 217 penerima jelang Lebaran.
Rinciannya 20 anak yatim dan 6 piatu. Termasuk 191 kaum dhuafa dan jompo.
Acara dimulai dengan pembacaan shalawat. Tampak hadir ketua ranting NU Kayangan H Minal Muslih beserta pengurus. Juga kepala desa Kayangan dan perangkatnya.
"Acara ini sudah rutin digelar sejak tahun 1990 silam," ujar Sudarmo, ketua panitia.
Donasi yang terkumpul diakui murni sukarela dari warga Kayangan. Di setiap RW, lanjutnya, ada perwakilan panitia yang siap menerima sumbangan para donatur.
Tiap awal Ramadhan, lanjutnya, calon donatur diberi surat edaran. "Biasanya paling lambat penyerahan sumbangan setiap tanggal 25 Ramadhan," imbuhnya.
Dia berharap tradisi baik ini bisa diteruskan setiap tahun ke depan. "Sekecil apapun sumbangan, kami yakin itu bermanfaat bagi para penerima," ujarnya.
Tahun 2025 ini, sudah terkumpul donasi sebesar Rp 38.290.000,-. Dana itu akan diberikan kepada yatim, piatu, dhuafa dan jompo.
Tahun 2024 lalu, dana yang terkumpul Rp 37.890.000. Sumbangan diberikan kepada 19 anak yatim. "Juga 6 anak piatu dan 189 fakir miskin dan jompo," ujar Agus Suprayitno, sekretaris panitia.
Diakui antusiasme warga makin meningkat setiap tahun. "Bahkan masih ada donasi yang diberikan setelah acara santunan digelar," ujarnya.
Saldo itu lalu diberikan di tahun berikutnya. "Yang penting sumbangan langsung habis dibagi ke para penerima," ujarnya.
Pria yang juga pengurus Masjid Ali Imron ini menambahkan, penentuan penerima berdasar hasil musyawarah. "Selalu kita undang para ketua RT yang mengerti kondisi riil di lapangan," ujarnya.
Sehingga tidak ada lagi yang terlewatkan. "Termasuk mungkin ada tambahan nama calon penerima," imbuhnya.
Akhmad Halim, ketua takmir masjid Ali Imron, mengapresiasi kegiatan ini. "Semoga santunan bisa membantu yang menerima jelang Lebaran," imbuhnya.
Hal senada diungkapkan Tutik Handayani, kepala desa Kayangan. Dia mengaku mengurusi yatim piatu dan dhuafa tidak mudah.
"Butuh semangat ketelatenan, semoga ini diteruskan dan pengurusnya makin kuat," pungkasnya. ( *muk* )



Kirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin